Penjelasan Bentuk Semesta Seperti Terompet Sebagai Sangkakala Saat Kiamat

Sabtu, 08 Desember 2012

Wajib Baca !

“Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan oleh malaikat Isrofil?”

Jawabnya, “Sedang
membersihkan terompetnya.”

Mungkin yang ada di benak kita malaikat Isrofil itu seperti sesosok seniman yang asyik
mengelap terompet kecilnya sebelum tampil diatas panggung.

Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala
malaikat Isrofil itu?

Sekitar enam
tahun silam sekelompok
ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap
alam semesta untuk
menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab
prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar
atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.

Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave
Anisotropy Prob” (WMAP),
mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti
terompet.

Di mana pada bagian
ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam
semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada
merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable) (lihat gambar bentuk alam semesta).

Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan
tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat
menarik untuk dicermati.

Abu Hurairah ra berkata :
Rasulullah saw bersabda :
“Ketika Allah telah selesai
menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil,
kemudian ia letakkan
dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia
diperintah. Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah :
“Bagaikan tanduk dari cahaya.”
Saya tanya : “Bagaimana
besarnya?” Jawab Rasulullah :
“Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai
Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup
hingga tiga kali.

Pertama :
Nafkhatul faza’ (untuk
menakutkan).
Kedua : Nafkhatus
sa’aq (untuk mematikan). Ketiga:
Nafkhatul ba’ats (untuk
menghidupkan kembali atau membangkitkan). ”
Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau
terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran
bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk
mengingatkan kita pada
terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/ mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang
alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/
syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat
Isrofil itu melingkar
membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.
Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat
dan bisa dipertanggung jawabkan maka
bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera gunung
berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan
terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet
di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di
kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya
dengan merendahkan diri.”

Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang
notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil.

Pada sambungan
hadits di atas ada sedikit
preview tentang seperti apaketerkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

“Pada saat tergoncangnya bumi,
manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung
gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak – anak jadi beruban dan
setan – setan berlarian.”

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya
saja sebesar itu, konon pula si peniupnya dan konon lagi sang
penciptanya? Allahu Akbar.

0 komentar:

Posting Komentar